Kamis, 24 November 2011

TUGAS INDIVIDU KEBUDAYAAN MINANGKABAU-IBD


BUDAYA MINANGKABAU
Masyrakat Minangkabau adalah suatu masyarakat yang menganut sistim Matriarileneal dimana garis Ibu lebih dominan dan hukum kewarisan mengikuti garis Ibu, yang mungkin satu-satunya di-Indonesia. Konon, masyarakat Negeri Sembilan dibagian barat semenanjung Malaysia yang diyakini berasal dari Ranah Minang, juga memiliki masyarakat yang Matrilineal, seperti ditanah leluhur mereka.
Masyarakat Minangkabau juga dikenal sebagai suatu masyarakat yang sangat religious. Ada pepatah yang mengatakan, dimanapun kita berdiri diranah Minang, dapat dipastikan kita akan mendengar kumandang Adzan, panggilan untuk beribadah lima waktu. Kearah manapun kita menengok, hampir dipastikan kita akan melihat kubah sebuah Mesjid, minimal sebuah Surau dengan arsitektur Minang yang khas.
Arsitektur Minang memiliki gaya yang khas dan unik, khususnya “Rumah Gadang”. Salah satu yang konon tertua, berdiri sejak lebih dari 400 tahun yang lalu, dapat dijumpai diselatan Batu Sangkar.
Kekhasan arsitektur Minang ini tertutama pada bentuk atapnya. Ada yang menganggap bentuk itu seperti “pelana kuda”, tetapi sebahagian besar cenderung mengatakan bentuknya seperti “tanduk kerbau”, sebagaimana yang tersirat dalam kata Minangkabau. Salah satu bentuk khas arsitektur Minang yang sangat cantik dan megah, adalah Istana Sultan Pagaruyung.
Di-Bukittinggi dapat dijumpai Benteng De Cock (Fort De Cock – konon sebagai menara penjaga yang dikelilingi oleh canon-canon menghadap kesegala penjuru, yang didirikan beberapa ratus tahun yang lalu oleh colonialist Belanda pada masa penjajahan.
Tragisnya, kota Gadang ini seperti sebuah kota yang “kosong”, banyak rumah-rumah tua yang penuh dengan hikayat ini dibiarkan kosong, ada yang dipugar banyak pula yang dibiarkan tidak terawat dengan baik, karena para penghuninya umumnya adalah orang Minang yang berhasil dirantau.

Masalah makanan, bagi tourist lokal tidak menjadi masalah, karena sudah terbiasa dengan restaurant Padang yang tersebar diseantero Nusantara, bahkan dipulau Jawa, Warung Padang jauh lebih banyak dari “Warteg”... Namun bagi yang tidak mempermasalahkan “kolasterol”, ada sebuah restaurant yang sangat terkenal yang hanya menjual “Sate Padang” dengan sausnya yang khas: Restaurant Mak Syukur namanya, yang berada dikota Padang Panjang. Konon dalam kunjungan Perdana Menteri Abdullah Badawi, ketanah leluhurnya diranah-Minang, SBY mengajak beliau singgah kerestaurant tersebut untuk bernostalgia: Kampuang nan jauh dimato.
Yang juga cukup menarik untuk dicatat ialah warna atau simbol Minangkabau yang terdiri dari 3 warna yang mirip dengan bendera German. Kita bisa saksikan umbul-umbul dengan ketiga warna ini dimana-mana. Mulanya saya pikir ada kesebelasan German yang bertandang ke-Ranah Minang .

sumber: http://www.navigasi.net/goart.php?a=buminang





Tidak ada komentar:

Posting Komentar